Memahami Apa Itu Filsafat Alam Melalui Novel: Dunia Sophie (Part 2)

Wenny_Side
6 min readApr 2, 2021

--

Mungkin bagi yang belum membaca bagian part 1 boleh kunjungi link

Jadi review sedikit mengenai pemikiran Empedocles mengenai tentang unsur-unsur alam. Bapak Empedocles ini termasuk orang yang sagat ramah dan dia juga bisa dibilang berada sehingga ia berkeliling sampai ke Afrika (ketika di Mesir dan suriah ) beliau belajar mengenai ilmu-ilmu alam kepada ilmuan muslim, salah satunya beliau belajar dari hakim muslimin bernama Lukman Al Hakim, dan ilmuan lainnya yang beliau temui. Keberhasilan beliau dalam memberikan gagasan tentang alam yaitu “akar” (rizomatta). Unsur yang ia ungkapkan di dapat dari kehidupannya sehari-hari, mungkin saja Empedocles seorang yang empiris. Contoh nya ia berpendapat bahwa sifat alam itu “berlawanan” seperti yang ia rasakan, sifat Panas itu berlawanan dengan dingin.

Cinta dan Perselisihan yang berarti menyatukan dan memisahkan. Pendapat mengenai sidat itu “berlawanan” yaitu adalah air, Tanah, Api dan Udara. Dalam khasus ini kita bisa melihat contoh binatang yang sudah mati atau mayat. Ketika ada mayat yang dibiarkan hinga tiga hari ia akan mengeluarkan cairan entah itu feses, urin, cairan (keringat) tubuh akan bercampur dengan aroma amoniak, dan ketika mayat itu dikremasi (dibakar) ia akan teruai menjadi debu dan tanah, dan bukan hanya itu saja Elemen Api adalah bagian dari kepercayaan orang-orang Yunani, yaitu api yang melambangkan atas panas nya matahari. Empedocles juga sudah berpikir maju mengenai bahwa udara adalah unsur yang tuggal. Dari tiap-tiap perubahan bentuk yang terdapat pada bangkai, tersebut ditemukan unsur yang dasar yang terdapat di dalam mahkluk hidup

Perkembangan akan unsur alam tersebut (rizomatta) terus berkembang hingga filsuf Anaxagoras (500–428 SM) yang berasal dari asia kecil ini. Setuju mengenai unsur bumi tidaklah tunggal tetapi Ia juga tidak menyetujui bahwa bahwa unsur itu terdiri dari 4 yaitu api, air, tanah dan udara. Ia berpikir “mana mungkin air dan tanah dapat membentuk darah dan tulang?” lalu bagaimana dengan emas? “Apakah proses bahan baku untuk terbentuk nya emas sama dengan bahan untuk membuat sehelai rambut?”. pemikiran itu pun yang membuat Ia percaya bahwa ada zat tersendiri yang dapat membentuk sesuatu benda tersebut dan ia namakan “Nous” ( nous dalam bahasa Yunani yang pikiran, mungkin pikiran zat yang dapat saling untuk mempengaruhi dan memolakan ke dalam tatanan yang mereka miliki sehingga sifat yang dimiliki tidak bisa diraba atau dilihat). Misalnya kulit kuku bermacam jenis-jenis zat akan saling berbaur dan berinteraksi hingga terbentuk lah yang nama nya kuku. Ia berpikir juga mengenai asal usul kosmologis, bahwa alam semesta terdiri dari batu-batu yang bepijar akibat kecepatan tinggi dari pusaran angin yang menggerakan nya.

Sampai sini pecerahan menganai sains sudah mulai menemukan titik terang tapi sayangnya dari pemikiran Anxagoras yang sangat idealis (menurut Plato dan Aritoteles) mampu membawa nya kepada mala petaka, Ia dianggap menyeleweng dari kepercayaan Yunani, dan difitnah oleh orang-orang sekitarnya. Karena Anaxagoras berpendapat bahwa Matahari itu hanya terdiri dari unsur-unsur, dan ia dipenjara tapi dengan bantuan Pericles ia dilepaskan dan kabur ke kota Lampsakos.

teori mengenai “Nous” memberi rasa penasaran apa unsur yang membentuk “nous”. Demokritus pun setuju mengenai sesuatu yang terbentuk itu tidaklah hanya satu unsur saja, bukan berarti unsur itu tidak dapat terbagi-bagi,, Ia berpikiran seperti itu karena beliau mengikuti ajaran guru nya yang bernama Leukippos yang berpendapat mengenai atom itu tak terbatas jumlah nya, ia terus bergerak dan Demokritus mengembangkan teori tersebut

Dari pemikiran Demokritus unsur ini dinamakan atom (atom yang berasal dari bahasa yunani; yaitu tak terbagi dan tak terpisahkan) ia mengungkapkan ciri-ciri mengenai atom, yaitu atom itu padat tapi tiap-tiap kepadatan atom itu berbeda beda. Ia tidak memiliki sifat apakah panas atau manis.

Karena Pendapat mengenai alam yang berbeda-beda Jostein Gaarder pun memunculkan nama Plato ketika pembaca sangat kebingungan dengan teori-teori yang berkembang. Tapi ketika anak bermur 13 tahun (Sophie) mungkin akan kewalahan jika teori-teori tersebut tidak diiringi dengan analogi yang mudah dicerna, maka penulis (Jostein Gaarder) menggunakan analogi “Lego” untuk memjelaskan bahwa ketika membentuk sebuah mobil Lego dibutuhkan berbagai jenis dan bentuk Lego (Ini mungkin diibaratkan dengan atom),dan tiap-tiap jenis lego tersebut menjadi bagian dari tubuh mobil, tetapi apakah ketika lego itu dibongkar dan dimasukkan ke dalam tempat nya apakah lego-lego terebut dapat tersusun kembali dengan sendiri nya?

Dan teori itu yang membuat para filosoper bernafsu untuk mencari kesinambungan akan teori yang telah dikemukakan dari apa yang mereka rasakan. Plato memiliki pendapat yang agak berbeda ia berpendapat kebenaran dan kesalahan itu sifat nya abadi dan “mengalir” Plato juga megatakan bahwa alam itu akan sepenuh nya berubah dan perubahan ini yang menjadi keabadian dan manusia tidak bisa mendapatkan pengetahuan yang abadi mengenai alam, karena Indera manusia tidak bisa menangkap “keabadian” tersebut. Tapi disisilain manusia dapat memiliki konsepsi-konsepsi dari pengetahuan yang kita dapat abadikan seperti jumlah sudut sebuah segitiga memiliki 180 derajat,. karena Plato terlalu berfokus pada “abadi” dan gagasannya beliau sedikit berpendapat mengenai perubahan alam dibandingkan muridnya yang bernama Aritoteles.

Aritoteles ini lebih berfokus memperhatikan binatang yang ada di air dan di darat dan Aritoteles banyak sekali mengklarifikasi pengetahuan alam salah satu nya yang mungkin dipakai di dalam dunia pendidikan adalah “Vebrata dan Avebrata”, walaupun Aritoteles bukan yang pertama kali dalam bidang Sains, ia teta berjuang membuat kesinambungan diantara pengalaman nya dan fakta yang ada.

Jostein Gaarder runtut sekali dalam membuat proses terciptanya suatu gagasan ilmiah ia mengurutkan dari hal yang mendasar agar Sophie tahu apa yang dimaksud dengan “eksistensialisme” wakaupun di akhir cerita nya Sophie dibuat menghilang dan mungkin ini selaras dengan kehidupan manusia yang dimuka bumi ini kita akan menghilang dan pergi dari muka bumi ini. Tapi Sophie meninggalkan jejak yaitu cerita. Dan begitulah kehidupan karena manusia meninggalkan nama.

Kesimpulan

Manusia itu sangat tinggi sekali akan rasa ingin tahu nya dan penyebab inilah para filsuf berhasrat untuk mengemukakakan gagasan mereka, filsuf pun dibagi menjadi beberapa golongan sesuai dengan sesuai dekade ketika mereka hidup. Para filsuf Yunani berpendapat sesuai apa yang mereka lihat, sehingga pengetahuan yang didapat pun hanya sebatas gagasan yang belum teruji dan terbukti kebenaran nya, maka itu pendapat para filsuf selalu berevolusi mulai dari “segala sesuatu itu dari air dan segala sesuatu itu atom” pendapat mereka pun buka berarti tidak dikembangkan oleh filsuf selanjutnya tapi filsuf penerus mereka mengambil apa yang perlu diambil, contoh nya Plato dan Aritoteles setuju dan mengembangkan teori “anasir” yang dikemukakan empodecles dan diterima oleh abad pertengahan.

Aritoteles pun muncul dan memberi angin segar dalam membuktikan pendapat yang berfakta menganai alam-alam sains. Teori yang dikemukakan pun mendapat kritikan dari sesama filsuf karena setiap para filsuf memiliki pengalaman dan background tersendiri.

source : pinterest

The most Important

Secara pribadi gw berpendapat bahwa menjadi orang yang dipandang dan berkontribusi dalam dunia pendidikan itu tidak sulit, bahkan mereka dianggap menyeleweng dari kepercayaan Yunani bahkan filsuf bernama Scorates dihukum untuk mengenggak racun karena gagasan nya tidak ditolelir ,padahal gagasan nya kalau dijaman sekarang itu masuk akal. Dan berikut hal yang secara pribadi yang gw dapat;

1. Dari proses mereka yg gw sadar bahwa niat juga tidak cukup dalam berjuang dibutuhkan mental yang keras, wawasan dan hati yang lapang, karena memang manusia tidak akan pernah sepemikiran dengan manusia lainnya.

2. Perluas perspektif, untuk tahu apa yang benar apa yang panatas dan apa yang salah kita harus liat dari tia sudut pandang, para filsuf untuk membuat gagasan mereka sengaja mengelilingi dunia untuk mencari apa yang pantas dan benar.

3. Rajin mencatat dan menulis, hal ini yang gw perjuangin, nulis , berpendapat dan membaca. bahkan seseorang berkata (maaf saya lupa) “bukankah menulis itu gampang hanya duduk dan menulis” , emang aktivitas tersebut sangat gampang tapi otak cukup menarinari saat membaca kisah mereka hehe, dan juga karena manfaat dari 3 kegiatan tersebut itu bisa menjadi investasi dalam masa yang akan datang,

--

--

Wenny_Side
Wenny_Side

Written by Wenny_Side

Welcome to my side to know any sides of my side

No responses yet